[6 Mei] Kementerian Perhubungan memprediksi kebutuhan akan transportasi di masa
mendatang akan semakin naik. Hal itu dinilai akan mengakibatkan semakin
meningkatnya tingkat polusi udara.
Untuk mencegah hal itu,
Kemenhub mendorong terwujudnya konsep green transportation atau
transportasi ramah lingkungan. Hal itu tertuang dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kemenhub.
"Kita kan menuju yang disebut green
transportation. Ke depan, kalau melihat demand transportasi, mau tidak
mau harus direm," ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di
Kantornya, Jakarta, Selasa (6/5).
Bambang meminta masyarakat
mengurangi bepergian tidak terlalu penting seperti belanja. Tetapi, jika
memang harus pergi, dia meminta agar masyarakat menggunakan angkutan
umum yang ramah lingkungan.
"Kalaupun orang tidak mau pakai
angkutan umum dan lebih suka pakai kendaraan pribadi, nah itu green
transportation harus kita kembangkan baik dengan green fuel ataupun
dengan green vehicle, mobil listrik misalnya," ungkap dia.
Selanjutnya,
Bambang meyakini dengan langkah semacam ini kebutuhan akan transportasi
dapat ditekan. Jika ternyata ada peningkatan, jumlahnya tidak terlalu
banyak.
"Kalau tidak begitu, demand transportasi akan semakin tinggi," ungkap dia.
Lebih
lanjut, Bambang menyatakan, Kemenhub pun siap memberikan insentif untuk
kendaraan masuk kategori green. Tetapi, hal itu terbatas hanya untuk
mobil listrik dan angkutan massal.
Sumber: yahoo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar