[3 Apr] Wakil Perdana Menteri China, Ma Kai, mengatakan, bagi masyarakat yang
memilih menggunakan kendaraan listrik, atau kendaraan yang tidak
mengeluarkan polusi, akan menerima insentif baru yang tengah disiapkan.
Insentif sebelumnya gagal mendongkrak keinginan konsumen untuk beralih
meninggalkan mobil konvensional.
China, pasar mobil terbesar di
dunia, saat ini tengah menghadapi krisis polusi, diperlihatkan dengan
sejumlah kota besarnya tertutup kabut hitam. Beberapa regulasi lokal
masing-masing pemerintah kota juga sudah membatasi orang membeli
kendaraan baru untuk menekan tingkat polusi udara.
Saat ini,
insentif yang berlaku adalah menurunkan pajak penjualan 10 persen untuk
mobil ramah lingkungan, termasuk teknologi hibrida "plug-in", listrik, atau sel bahan bakar.
"Kendaraan
dengan energi alternatif sangat penting bagi China untuk mengurangi
ketergantungan pada energi (konvensional), jadi pemerintah sudah sepakat
untuk menyiapkan berbagai hal untuk mempromosikannya," jelas Harry
Chen, analis di Guotai Junan Securities di Shenzhen, dilansir Bloomberg (2/4/2014).
Pemerintah
pusat China menargetkan penjualan mobil berteknologi bahan bakar
alternatif bisa mencapai 500.000 unit pada 2015. Sayangnya, dalam lima
tahun terakhir hanya 70.000 unit saja yang terjual di seluruh China.
Pemerintah juga sempat menurunkan insentif mobil ramah lingkungan
menjadi 5 persen memotongan pajak penjualan pada 2014 dan 10 persen
mulai 2015 dan 2016.
"Mengurangi pajak pembelian tentu bisa
mendorong orang punya alasan untuk membeli mobil (ramah lingkungan) yang
harganya cukup mahal," tutup Harry Chen.
Sumber: kompas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar