[26 Aug] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tidak hanya selesai membangun
mobil listrik Hevina, namun dikatakan juga LIPI sedang mengerjakan
sebuah prototipe stasiun pengisian ulang listrik.
Langkah ini
diambil sejalan dengan konsep mobil ramah lingkungan Hevina. Banyak yang
mencibir mobil listrik tidak akan pernah sukses karena masalah pada
baterai, daya tahan yang kurang lama sehingga daya jelajahnya berkurang
dan juga tentang masalah fungsionalitas karena isi ulang baterai pada
mobil listrik membutuhkan waktu yang lama.
Sunarto Kaleg,
Peneliti Peralatan Transportasi LIPI mengungkapkan bahwa LIPI sedikit
lagi rampung menyelesaikan sebuah prototipe stasiun isi ulang baterai
mobil listrik.
"Listrik itu sangat mudah distribusinya, tidak
perlu bawa tangki, kemana-mana tidak perlu pipa. Kalau di rumah dengan
tegangan 220 V, perlu 5-6 jam sampai penuh dari 30 persen sisa baterai.
Jika di stasiun pengisian hanya perlu waktu tidak sampai 10 menit. LIPI
punya prototipe stasiun itu, dayanya hampir 48 KW untuk isi ulang
baterai sampai penuh," terang Sunarto.
Lokasi stasiun masih ada
di markas LIPI, Sunarto juga menjelaskan prototipe tersebut sudah bisa
diperkenalkan namun urung terlaksana sebab masih terkendala masalah pada
sistem pembayaran yang menggunakan model kartu prabayar.
Lalu apakah sistem stasiun isi ulang ini melanggar peraturan karena menjual kembali listrik milik PLN ke masyarakat?
"Di
PLN itu ada pasal yang menyatakan harga listrik untuk dijual lagi,
sudah disahkan Presiden. Nantinya sama seperti SPBU kita daftar dulu.
Dengan menggunakan listrik yang baik, saya yakin mereka-mereka itu tidak
sungkan berinvestasi, mereka kurang komersil karena sebagian besarnya
hanya dipakai di rumah tangga," tutup Sunarto.
okezone
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar