Pulau Papua yang kaya akan emas seharusnya membuatnya jadi negeri
yang kaya. Selain kaya akan emas, Papua dikenal dengan negeri di mana
salah satu bahan nuklir juga ditemukan.
Masih banyak bahan mineral
lain seperti tembaga juga ditemukan bahkan minyak bumi pun tersedia di
Papua. Banyak yang berpendapat negeri Papua adalah negeri kaya di mana
Tuhan menyediakan apapun di pulau sebagian besar penduduknya berkulit
hitam.
Tetapi kenyataannya, Papua saat ini masih terbelakang.
Bahkan hidup dengan kekurangan. Kunjungan detikFinance ke salah satu
Kabupaten terluar Papua, Pegunungan Bintang tepatnya Distrik Okaom
menemukan penduduk seperti dalam keterasingan dan jauh dari hingar
bingar kota modern yang penuh dengan fasilitas umum.
"Di sini
jalan dari Kabupaten Pegunungan Bintang ke Distrik Okaom memang sudah
ada tanpa aspal tetapi jauh jika berjalan kaki itu seharian tetapi
transportasi jarang ada di sini," ungkap penduduk Distrik Okaom Manasey
saat ditemui detikFinance di Distrik Okaom Pegunungan Bintang Papua,
Kamis(22/10/2012).
Transportasi menjadi salah satu permasalahan di
Distrik Okaom. Jarak Distrik Okaom ke Kota Oksibil diperkirakan
mencapai 25 km dengan topografi pegunungan yang menanjak dan menurun.
Selain
itu keluhan lainnya yang dikatakan Manasey adalah mahalnya bahan bakar
dan bahan-bahan kebutuhan pokok. Bahan bakar jenis premium dan solar
menembus harga Rp 35-40 ribu/ liter di Kabupaten Oksibil Pegunungan
Bintang Papua. Tidak jauh berbeda, harga kebutuhan makanan di tempat ini
cukup tinggi.
"Di sini bahan bakar mahal dan kebutuhan makan juga makan karena wilayah ini terpencil jadi kami makan ubi-ubian," tuturnya.
Manasey
meminta pemerintah khususnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk
memperhatikan mereka. Menurutnya, rakyat Papua adalah bagian dari rakyat
Indonesia.
"Ya, kami meminta pemerintah dan presiden untuk
melihat kami, kondisi kami dan keadaan kami. Kami juga rakyat
Indonesia," tutupnya.
Sumber: Detik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar